Minggu, 29 November 2009

Hubungan Antara Konflik dengan Solusi Pada Suatu Organisasi

konflik adalah berasal dari kata latin configere yang artinya saling memukul.yang mana berarti konflik itu suatu usaha untuk menghancurkan atau menyingkirkan pihak lawan baik individu ataupun kelompok dalam suatu masyarakat.
konflik di sebabkan oleh suatu interaksi antara sesama individu/kelompok tertentu dalam hal perbedaan baik itu pendapat,pengetahuan,kepandaian,adat istiadat dan lain-lain.
dalam hal ini faktor penyebab konflik bisa di dasari oleh perbedaan individu,setiap individu mempunya pendiriian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
lalu perubahan nilai-nilai yang begitu cepat dan mendadak dalam masyarakat,perubahan bisa terjadi kapan saja yang mana seseorang pun tak ada yang bisa meramalkannya,nah perubahan dapat di picu oleh konflik sosial.contohnya dalam masyarakat pedesaan yang dalam proses industrialisasi munculah konflik yang mana masyarakat tradisional di kenal dengan adanya bertani dan berlayar yang lalu berubah nilai-nilainya menjadi masyarakat industri.

lalu keputusan adalah kesimpulan yang dicapai melalui berbagai macam pertimbangan, dimana akan dipilih satu kemungkin alternatif dari berbagai macam alternatif Keputusan didasarkan pada fakta dan nilai.

kemudian solusi adalah cara dimana kita bisa menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang terbaik atau malah sebaliknya.

sebenarnya konflik itu bisa di atasi dengan cara kita bisa berdiskusi sehat,mendengarkan ide atau pendapat orang lain.kita jangan berpikiran bahwa pendapat kita selalu benar,dan yang lain pastinya salah.hal itulah yang akan menyebabkan konflik.
dalam hal ini pula yang menjadi hambatan dari solusi ini yaitu komunikasi, karena komunikasi itu penting dalam suatu organisasi,karena menyangkut ke sepahaman bahasa. Kesalahpahaman bahasa dan simbol tertentu dapat menyebabkan konflik, karena itu peran media massa sangat di harapkan sebagai jembatan untuk menyatukan kesepahaman tata bahasa itu sendiri.
dalam hal budaya pun bisa terjadi konflik,dalam hal ini setiap daerah mempunyai adat istiadat berbeda dengan daerah lain.maka dari itu setiap kita mengunjungi daerah tertentu yang mampunyai kebiasaan yang berbeda dengan kita di harapakan kita bisa menyesuaikan diri agar kita terhindar dari konflik budaya.

Jumat, 27 November 2009

Aplikasi Sadap

Sadap Menyadap dengan Aplikasi
Terlepas dari sisi positif dan negatif akibat yang ditimbulkan dari bukti rekam tersebut, cara dan proses penyadapan telepon pun kian mudah dilakukan. Tak perlu menggunakan perangkat khusus, ponsel yang jadi alat komunikasi sehari-hari pun bisa dijadikan senjata ‘mata-mata’ cukup ampuh.
Tentunya harus menambahkan aplikasi pengintai khusus yang hasilnya masih kontroversi di sisi hukum. Antara menggangu privacy dan ketertiban orang atau sebagai sarana mencari kebenaran. Aplikasi tersebut ialah :
1. FlexiSpy
Aplikasi ini bisa memantau semua aktifitas yang dilakukan ponsel target. Mulai data SMS hingga percakapan telepon. Informasinya dikirim melalui kanal GPRS ke server FlexiSpy dan bisa dipantau tanpa diketahui sang pemilik ponsel.
2. VoxTrack Personal
Aplikasi garapan Psiloc ini merupakan upgade terbaru dari Xelnel Lite. Fungsinya untuk merekam percakapan telepon (masuk atau keluar) tanpa harus menekan tombol khusus. Proses pengaktifan modus rekamnya pun terbilang rahasia, karena tak disertai bunyi ‘beep’. Jadi cocok untuk memata-matai orang.
3. Mobile-Spy
Layanan utama yang ditawarkan aplikasi ini adalah memonitor aktivitas penggunaan fitur ponsel, semisal SMS dan telepon secara diam-diam. Selain itu, ponsel ber-GPS pun bisa didata lokasi mana saja yang pernah disinggahi. Bahkan histori browsing internet pun bisa merekam dengan lengkap oleh Mobile Spy.
4. SMS Anywhere
SMS Anywhere bekerja dengan meneruskan (forward) semua SMS yang dikirim dan diterima ponsel target dan bekerja tanpa sepengetahuan pemilik ponsel. Karena aplikasi ini tidak menggunakan user interface sehingga tidak akan terlihat di layar ponsel target.

Referensi :
http://www.mobile-spy.com

Motivasi

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/ organisasi.
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul.

Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.

Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.

Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang diinginkannya.

Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi, baik itu karir, hubungan, spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar, mengajar anak atau apapun. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan, mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan.

Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan dapat tercapai.

Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok dan lainnya karena motivasinya kurang.


Apakah hubungannya motivasi dengan emosi? Sangat erat hubungannya. Keduanya diperlukan untuk proses tercapainya suatu keinginan. Disiplin adalah hal yang perlu agar keinginan tercapai. Untuk tetap disiplin, motivasi yang tinggi akan sangat membantu.

Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja. Kenapa berhenti? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi, kemauan dan disiplin.
Sukses adalah keinginan tiap orang, ada satu hal penting dalam meraihnya, yaitu motivasi. Motivasi dapat membuahkan kedisiplinan, keuletan dan lain-lain. Motivasi adalah merupakan ruh dari jasad pribadi yang ingin sukses. motivasi merupakan suatu penggabungan keinginan dan energi dalam mencapai suatu tujuan. Dengan keinginan orang tau kemana akan melangkah, dengan energi orang akan dapat menggerakkan apa yang ada padanya untuk mencapai keinginan itu. Motivasi seperti udara bagi kehidupan. Sangat berperan penting bagi jiwa-jiwa yang ingin sukses.
Kehidupan manusia dikelilingi oleh dinamika kehidupan yang beraneka ragam bentuknya. Hidup manusia senantiasa diselimuti oleh bermacam-macam pengaruh, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan “petunjuk”. Sedangkan pengaruh negatif berhubungan erat dengan “godaan”. Kedua jenis pengaruh ini tidak hanya menghinggapi satu atau dua orang tetapi ke semua orang.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.


Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167)



1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
• Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
• Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
• Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
• Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
• Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
• Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.

4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik.

5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
• Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
• Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :
• Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
• Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
• Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
• Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai
Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.

6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan

7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.

Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.

8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.

9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.

Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.

Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Komponen komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
• Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
• Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
• Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
• Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
• Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
• Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")
Proses komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.





media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Teknologi komunikasi
Dalam telekomunikasi, komunikasi radio dua-arah melewati Atlantik pertama terjadi pada 25 Juli 1920.
Dengan berkembangnya teknologi, protokol komunikasi juga turut berkembang, contohnya, Thomas Edison telah menemukan bahwa "halo" merupakan kata sambutan yang paling tidak berambiguasi melalui suara dari kejauhan; kata sambutan lain seperti hail dapat mudah hilang atau terganggu dalam transmisi.
Batasan dalam komunikasi
Batasan dalam komunikasi termasuk:
1. Bahasa
2. Penundaan waktu
3. Politik
Sejauh mana pentingnya telekomunikasi bagi dunia pertelekomunikasian
Perkembangan telekomunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, sejak ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell lebih dari satu abad yang lalu, komunikasi antar individu atau masyarakat dunia tidak lagi dibatasi jarak dan waktu, komunikasi jarak jauh ini telah membawa masyarakat menuju kehidupan modern yang bercirikan pada keefisienan dan kepraktisan, berbicara atau mengobrol yang selama ini dirintangi oleh jarak lawan bicaranya dapat diperpanjang sampai ribuan bahkan jutaan kilometer. Komunikasi ini memberikan keleluasaan bagi siapapun sebab komunikasi jarak jauh tidak lagi kaku sifatnya, kita masih bisa mengerjakan atau melakukan kegiatan lain saat berkomunikasi dengan lawan bicara kita melalui telepon, apalagi ketika telepon bergerak diperkenalkan pada masyarakat, fleksibilitas dan mobilitas manusia menjadi semakin meningkat, kita bisa dihubungi dan menghubungi siapapun, dimanapun dan kapanpun.
Selama perjalanan perkembangan teknologi telekomunikasi, komunikasi telepon melalui kawat tembaga telah menjadi pilihan untuk menghantarkan suara manusia yang telah dikonversi menjadi aliran listrik namun seiring dengan perkembangan dan perubahan jaman yang sedemikian cepat, kawat tembaga tidak lagi menjadi pilihan pertama bagi penyelenggara layanan telekomunikasi sebab ternyata kawat pilin tembaga memiliki keterbatasan dalam menampung kapasitas saluran pelanggannya. Kemudian dicarikan alternatif lain media yang dapat menyalurkan kanal suara melebihi kapasitas yang dapat ditangani oleh kawat tembaga maka muncullah serat optik yang diyakini oleh praktisi telekomunikasi bisa diandalkan sebagai tulang punggung media akses masa depan. Keyakinan pakar teknologi mengenai prospek serat optik yang sangat cerah didasarkan pada kemampuannya meng-handle kapasitas pelanggan dengan bandwidth yang secara teoritis bisa tak terhingga.

Sentral telepon yang berfungsi merutekan pembicaraan dan melakukan fungsi switching juga mengalami perubahan yang cukup radikal, sekarang ini –setidaknya di Indonesia- tidak lagi dijumpai sentral yang bersistem analog artinya pemrosesan fungsi-fungsi sentral tidak dilakukan otomatis melainkan sangat dipengaruhi campur tangan operator, sentral jenis ini merupakan generasi pertama yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan komputerisasi yang semakin maju, sentral dewasa ini di-manage oleh prosesor-prosesor cerdas yang membuatnya semakin cepat dan efisien, tenaga manusia hanya dibutuhkan untuk mengendalikannya saja, sistem komputasi semuanya telah ditangani oleh alat pengolahan data. Ukuran sentral yang dulunya memakan banyak tempat dan ruang dengan ukurannya sebesar truk raksasa, sekarang ini telah dapat direduksi menjadi seukuran lemari pakaian dengan kemampuan yang melebihi sentral raksasa bahkan untuk teknologi yang lebih baru, sentral tidak lagi berwujud sebagai perangkat keras/hardware tapi telah menjelma menjadi suatu perangkat lunak yang diproses melalui superkomputer atau komputer berkapasitas besar, sentral dengan ukurannya yang semakin kecil dan inteligen ini dikenal sebagai softswitch.


Inovasi yang sangat mempengaruhi mobilitas pemakai alat telekomunikasi adalah saat ditemukan komunikasi seluler, komunikasi ini memberikan mobilitas bagi penggunanya sehingga saat kita berkomunikasi tidak lagi terikat oleh tempat dan ruang, mobile communication benar-benar mengubah cara masyarakat dunia berkomunikasi secara revolusioner, kecenderungan pemakaian telepon seluler yang semakin meningkat membuat penggunaannya diprediksi 3 tahun kedepan akan melampaui telepon tradisional, fixed telepon, yang telah ada sejak seratusan tahun yang lalu.
Perkembangan dunia teknologi yang sangat pesat saat ini, nyata berdampak positif pada kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah produk teknologi di bidang telekomunikasi yakni telepon selular.Telekomunikasi dapat merangsang pertumbuhan ekonomi secara signifikan dan bahkan telah menjadi salah satu faktor keberhasilan pembangunan suatu bangsa.
Peranan telekomunikasi menjadi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat modern termasuk berbagai kemudaan yang didapat. Dengan demikian telekomunikasi menjadi faktor utama jalur lintas Informasi yang juga merupakan penunjang terbesar dalam upaya tercipatnya sumber daya manusia yang berwawasan luas.Ya,dengan banyak nya operator jaringan telepon seluler kita bisa dengan mudah berhubungan dengan sanak family,teman,kerabat yang berada di jauh dari kita.Dengan telekomunikasi jugalah kita bisa mnengetahui apa saja yang terjadi di luar sana dengan waktu yang tidak lama.
Di Indonesia saja contohnya,telekomunikasi mempunyai andil besar dalam pembangunan.Pembangunan semakin pesat berkat adanya telepon selular,internet dan media telekomunnikaasi yang lainnya.Dan juga,telekomunikasi mempunyai peran dalam menggali SDM yang ada di tanah air kita ini.Jadi telekomunikasi telah dan akan membawa kita ke dunia yang lebih maju dan canggih.Ditambah lagi dengan adanya telekomunikasi suatu hal yang tidak mungkin terjadi bisa diwujudkan atau terjadi.Telekomunikasi yang ada di Indonesia khususnya,akan membuat Indonesia bisa bersaing dengan Negara lain.

DAMPAK TELEKOMUNIKASI BAGI MASYARAKAT
Telekomunikasi memang telah memegang peranan penting dalam kehidupan kita sekarang.Tapi terlepas dari semua itu telekomunikasi juga mempunyai dampak bagi kita semua,baik dampak positif maupun dampak negative nya.Disini kita ambil contoh layanan internet.Internet sekarang telah menyebar luas ke seluruh pelosok dunia. Internet kini menjadi ladang gaul tanpa batas. Tempat mencari informasi yang real time, wahana bisnis atau media promosi. Hampir tidak ada informasi yang tidak bisa ditemukan di internet. Sejarah dunia, diameter bumi, kecepatan shinkansen, sampai makanan pokok seekor marmut di negeri Australia bisa dengan mudah diperoleh.Memanng benar internet sangat besar manfaatnya.Pertama kali saya mengenal internet saat saya kesulitan mencari bahan buat tugas saat saya SMA dulu. Internet yang menemukannya untuk saya. Positif? tepat sekali. Tapi bagaimana dengan perselingkuhan, penyelewengan dana, pembohongan publik, pembajakan hak cipta, pornografi tanpa batas dan semua tindak kriminalitas maya atau cyber crime? Semua difasilitasi oleh intrenet. Negatif? tidak diragukan lagi.


Sebagian orang memanfaatkan internet untuk menghasilkan uang 24 jam tanpa henti. Menjual informasi, transaksi forex, jual-beli barang atau beriklan. Ada juga yang menggunakannya sebagai media belajar dan gudang informasi. Belakangan internet menjadi index jurnal raksasa dari jutaan penulis atau yang merasa dirinya penulis melalui blog. Pemanfaatannya sangat nyata dan memberikan dampak yang luar biasa hebat. Komunikasi online melalui elektronik mail, shout out atau chatting termasuk fasilitas yang paling banyak diminati. Tidak sedikit orang yang berkembang dan maju pesat bersama internet.
Semua kembali kepada bagaimana setiap individu memandang dan memahami internet sebagai peluang positif atau negatif. Internet bisa menyembuhkan penyakit dengan informasinya dan bisa membunuh secara parsial entah karakter, eksistensi atau bahkan fisik secara tidak langsung. Dan seperti halnya jarum akupuntur di tangan-tangan yang berbeda, internet bisa menjadi sangat bermanfaat atau sangat mematikan.
Masih ada orang tua beranggapan bahwa internet berbahaya untuk anak. Apakah benar demikian?Anggapan ini tentu membuat pengetahuan anak menjadi tidak berkembang, padahal di internet banyak sekali informasi yang bisa diperoleh.
Melalui internet anak bisa “melihat dunia”, apa yang tidak pernah di dapat di sekolah atau tempat kursus akan di peroleh di internet. Untuk itu jangan takut untuk memperkenalkan komputer dan internet kepada anak. Asalkan porsinya tepat internet tidak membahayakan anak.
Memang tidak salah setiap alat atau hasil teknologi selalu ada dampak positif dan negatif tergantung dari manusia yang menggunakannya.Begitu pula dengan Internet memang ada bahayanya tetapi kelebihannya juga banyak.Begitulah gambaran dampak telekomunikasi (internet pada khususnya) bagi kita masyarakat luas.Semua tergantung kita,bagaimana memanfaatkan fasilitas telekomunikasi yang ada saat ini

Penyebab Beterai Ponsel Boros Dan Solusinya
Teknologi baterai kini sudah lebih maju dari sebelumnya. Baterai teknologi terkini yang banyak digunakan terbuat dari bahan lithium ion dan litium polymer yang lebih awet dan kemampuan daya listrik yang besar. Meski begitu perkembangan baterai pun dibarengi dengan spesifikasi ponsel yang lebih berat. Fitur-fitur yang banyak memakan daya, yaitu :
1. GPS
GPS merupakan fitur yang paling boros karena GPS receiver menggunakan gelombang radio.
2. Browsing dan Komunikasi Suara
Browsing dan komunikasi suara membutuhkan daya yang besar. Untuk itu, dalam spesifikasi ponsel disertakan keterangan waktu bicara.
3. Wifi dan Bluetooth
Broesing menggunakan wifi memang lebih mengasyikan, tetapi wifi juga termasuk fitur yang boros baterai. Begitu juga dengan bluetooth, untuk itu jangan lupa untuk menonaktifkannya setelah digunakan.
4. Radio dan Pemutar Musik/ Video
Radio dan pemutar musik memang tak sebesar menggunakan kamera tetapi jika fitur ini sering digunakan tetap akan memakan daya yang lebih besar. Selain itu juga ada fitur lainnya yakni game yang ikut mempengaruhi waktu standby baterai.

• Solusi
Hal yang paling simpel untuk memperpanjang umur baterai ialah dengan sedikit perawatan, karena umur baterai rata-rata hingga 400 kali charge dan discharge.
1. Persingkat waktu pengecasan
Cara yang paling efektif melakukan pengecasan yakni apabila ponsel dalam keadaan mati.
2. Hindari gonta-ganti SIM
Setiap kali mengganti SIM berarti ponsel anda harus dimatikan dan pada awal dihidupkan akan meloading sistem ponsel dan melakukan sinyal operator. Pekerjaan ini membutuhkan daya yang besar.
3. Matikan vibrator dan lampu latar
Jika anda berada dalam ruangan yang bisa dipastikan bisa mendengar bunyi dering ponsel dengan jelas tak ada salahnya mematikan vibrator. Begitu juga dengan lampu latar, sebisa mungkin diatur agak tidak aktif pada siang hari.
4. Hindari penggunaan fitur yang tidak perlu
Fitur ponsel makin beragam membuat penggunaan baterainya pun makin boros. Untuk itu, sebisa mungkin tidak menggunakan fitur yang tak diperlukan.
5. Hindari ponsel dari benturan dan percikan air
Salah satu sebab baterai boros karena adanya hubungan singkat (korsleting). Hal ini dapat disebabkan karena ponsel ini sering terjatuh atau terkena cairan.
6. Pastikan anda di mode GSM
Bila anda tak sedang menikmati fasilitas 3G, disarankan untuk menggunakan mode GSM saja.
7. Jangan biarkan baterai habis
Untuk tipe baterai Lithium Ion dan Polymer waktu pengecasan baterai sebaiknya tidak menunggu baterai benar-benar habis.